Jujur aja aku gak terlalu suka sama series ini. Bingung juga kenapa nonton ini sampai selesai. Pernah sempat kepikiran mau nge-drop series ini, tapi sayang sudah nonton jadi ya sudah lanjut aja.
Aku kurang sukanya series ini karena kasihan sama pemeran utamanya. Kaya ada aja gitu yang bikin dia menderita. Pas udah mau seneng aja datang segala macam bencana yang lain. Nasibnya tu sedih sekali. Hampir setiap episode pemeran utamanya nangis terus, gimana gak kasihan liatnya.
Tapi walaupun ceritanya sedih, ini series ada bagian lucu-lucunya. Malaikat-malaikatnya tu mood banget, pada jago ngelawak semua. Ni aku jujur aja ya, aku awalnya nonton ini juga karena ada abang Jayler yang tampan nan rupawan. Dia jadi malaikat lucu banget dah, tapi kadang-kadang juga kasihan, anaknya polos banget kaya bayi.
Mungkin yang suka angst, pokoknya yang sedih-sedih gitu cocok sama series ini. Penuh air mata dan penderitaan lah ini seriesnya. Yang suka cerita cinta beda dunia juga kayanya cocok ni, soalnya ini cerita cinta manusia-malaikat. Ini juga cerita fantasi jadi jangan dibandingkan ama dunia nyata yaa.
Aku kurang sukanya series ini karena kasihan sama pemeran utamanya. Kaya ada aja gitu yang bikin dia menderita. Pas udah mau seneng aja datang segala macam bencana yang lain. Nasibnya tu sedih sekali. Hampir setiap episode pemeran utamanya nangis terus, gimana gak kasihan liatnya.
Tapi walaupun ceritanya sedih, ini series ada bagian lucu-lucunya. Malaikat-malaikatnya tu mood banget, pada jago ngelawak semua. Ni aku jujur aja ya, aku awalnya nonton ini juga karena ada abang Jayler yang tampan nan rupawan. Dia jadi malaikat lucu banget dah, tapi kadang-kadang juga kasihan, anaknya polos banget kaya bayi.
Mungkin yang suka angst, pokoknya yang sedih-sedih gitu cocok sama series ini. Penuh air mata dan penderitaan lah ini seriesnya. Yang suka cerita cinta beda dunia juga kayanya cocok ni, soalnya ini cerita cinta manusia-malaikat. Ini juga cerita fantasi jadi jangan dibandingkan ama dunia nyata yaa.
Was this review helpful to you?